Barna beserta World Vision, Alpha, Biblica dan didukung oleh ACSI, CV (Christian Vision), Bible Study Fellowship dan CY mengadakan riset kepada remaja di 26 negara di tahun 2021.
Melalui riset ini kami berharap untuk dapat mengetahui bagaimana jalan pikiran mereka terhadap komitmen kepada Yesus, pandangan mereka terhadap Alkitab, dan motivasi mereka terhadap keadilan?
Tidak ada satupun remaja
Indonesia yang menyebut
diri mereka ateis, agnostik,
atau tidak beriman.
(dibandingkan dengan 28%
remaja secara global)
Segmentasi berdasarkan komitmen pribadi untuk mengikuti Yesus.
Remaja Kristen yang berkomitmen mengidentifikasi diri sebagai orang Kristen dan mengatakan bahwa mereka telah membuat komitmen pribadi untuk mengikuti Yesus.
Remaja Kristen nominal mengidentifikasi diri sebagai orang Kristen tetapi belum membuat komitmen pribadi untuk mengikuti komitmen pribadi untuk Yesus Kristus.
Remaja lainnya tidak mengidentifikasi sebagai orang Kristen dan/atau tidak yakin tentang siapa Yesus itu.
Remaja Kristen di Indonesia lebih cenderung mengungkapkan komitmen untuk mengikuti Yesus
Mereka memiliki pengetahuan yang lebih kuat tentang ajaran Kristen tentang Yesus dibandingkan remaja kristen secara global.
67% remaja Kristen di Indonesia, mengidentifikasi
diri sebagai orang Kristen & telah membuat
komitmen pribadi untuk mengikuti Yesus Kristus.
Sementara 33% mengidentifikasi diri sebagai orang Kristen tetapi belum membuat komitmen pribadi untuk mengikuti
Yesus Kristus.
Remaja menganggap
Alkitab, anggota keluarga
atau pendeta dapat
dipercaya untuk membantu
mereka belajar tentang
Yesus,
Teens and Bible
Apakah remaja masih suka
belajar Firman Tuhan?
3/4 remaja Kristen di Indonesia setidaknya
menggunakan Alkitab 1x dalam seminggu ( membaca, mendengarkan, menonton atau berdoa dengan teks Alkitab)
Jumlah remaja yang menggunakan
Alkitab melalui aplikasi ponsel di Indonesia (51%)
lebih tinggi daripada remaja di dunia
(25%), yang secara umum yang lebin
memilih menggunakan Alkitab
dalam bentuk buku.
3 kategori remaja berdasarkan pendapat mereka akan Alkitab dan bagaimana mereka menggunakan Alkitab:
Bible-engage teens (38%) Remaja yang meyakini Alkitab sebagai standar yang tinggi (Alkitab adalah Firman Allah, dinspirasikan oleh Roh Allah dan tidak mengandung kesalahan), membacanya berulang kali dalam seminggu.
Bible-open (51%) Remaja yang meyakini Alkitab sebagai standar yang tinggi namun tidak membacanya sesering remaja di kategori Bible-engage. Remaja yang memiliki pandangan netral (tidak menjadikannya standar yang tinggi atau tidak menganggapnya negatif) terhadap Alkitab juga dimasukkan ke dalam kategori ini.
Bible-unengaged (10%) Remaja lainnya yang tidak termasuk dalam 2 kategori lainnya
Sebagian besar remaja Kristen Indonesia menikmati pembacaan Alkitab mereka dan dapat merefleksikan apa yang mereka baca.
Hal-hal yang dapat dikembangkan untuk menolong remaja Kristen
Indonesia dalam pembacaan
Alkitab
1. Tuntunan pembacaan Alkitab secara praktis yang merangkul dua pendekatan secara bersamaan: pembacaan reflektif pribadi dan studi kelompok dalam komunitas.
2. Evaluasi berkala atas program pendalaman Alkitab remaja yang sudah ada dengan melibatkan remaja dalam prosesnya.
3. Pelayanan atau sumber- sumber yang mudah dan cepat diakses oleh kelompok remaja untuk menolong mereka menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sulit yang mereka jumpai di dalam pembacaan Alkitab.
Teens and Impact
6 hal yang
paling
menjadi
perhatian
remaja di
Indonesia
Korupsi Politik (42%)
Pengangguran (39%)
Pelecehan Seksual (38%)
Kemiskinan ekstrim (35%)
Perubahan iklim global (34%)
Persekusi agama (34%)
Remaja di Indonesia (57%)
Lebih yakin daripada remaia di dunia (41%),
bahwa generasi mereka
memiliki kemampuan
untuk membuat dampak
yang positif dan
bermakna di dunia
Walaupun hampir setengah remaja di
Indonesia mengharapkan Gereja atau
pemimpin Kristen untuk bisa ambil
bagian di dalam keadilan di Indonesia.
Menariknya, Gereja dan pemimpinnya tidak dilihat memiliki peran utama dalam hal keadilan di masyarakat,
Remaja Indonesia ingin melihat melihat adanya advokasi, dan pengembangan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana iman Kristen dapat diterapkan melalui isu keadilan oleh Gereja dan pemimpin Kristen.
Remaja Indonesia yang lebih netral terhadap keadilan berpendapat bahwa posting di media sosial hal yang penting untuk mengatasi masalah ketidakadilan. Menariknya, mereka juga menekankan hal ini sebagai sebuah tindakan yang perlu dilakukan oleh Gereja.
Sharing konten di media sosial dinilai sebagai hal yang membangkitkan kesadaran sosial.
Mereka juga berpendapat bahwa encouragement dari pemimpin Agama itu membantu dan diperlukan agar mereka bisa terlibat dalam perubahan di masyarakat.
Klik link untuk mendapatkan full country report Barna – The Open Generation